Tulisan ini sebenarnya sudah agak terlambat diterbitkan padahal pengennya minggu kemaren sich, but pas Unpar (mahasiswa) libur ilang deh sasaran qt,,, maunya semua mahasiswa baca ini tulisan biar melek dikit, klo masih blum ngintip juga nggak apa-apa hehehe. Sebenarnya (kok sebenarnya lagi?_ Berarti jujur nih) banyak hal yang menggelayut di fikiran setiap mahasiswa dari masalah kuliah, keluarga (klo udah) ampe masalah hidup, hah pokonya seabrek deh. Tapi jangan dirisaukan dulu soal itu, ditinggal aja sejenak sekarang saya mau ngajak kawan2 semua mikirin Umat! Hah Umat!.,., yah Umat! Santai Bro qt kn friends, karena masalah umat pasti ada hubungan dengan qt mahasiswa dan seluruh elemen di dalamnya. Haluli ka laptop... kini umat dibuay dalam ayunan barat khususnya Palangka Raya. Bagaimana tidak! berbagai macam tindak tanduk n’ prilaku Umat udah nggak jelas (maksudnya udah sangat jelas Salahnya), dari pemahaman, pemikiran, perasaan dan budaya serta gaya hidup udah keluar jauh dari Islami malah dimasukan kebarat-baratan yg menyimpang 1800 dari moral agama n’ syariat. Sekarang dengan mudahnya orang2 mencampur adukan antara agama ini dan itu, itu dengan ini. Kita ini sama , apapun milikmu juga miliku. Halah kok jadi bias mana yang boleh n yang nggak Padahal bisa jadi ancur dan bertabrakan serta berantakan deh jadinya dengan dalih agar terciptanya keharmonisan. Ini yang mau qt bahas kali ini... ce ki dot
Ditulisan Lintas Kampus edisi #1 kemaren qt ingin menyatukan persamaan yg sering dibeda-bedain, baik itu warna kulit, ras, suku, bangsa, keturunan de el el. Yg semua itu bukan kehendak manusia sendiri. Ex: Islam di Indonesia beda dengan Islam di Palestin, beda juga dgn Islam di Malaysia lalu berbeda dgn di Arab, irak, Iran e e hah.. pokoknya dibatasi oleh batasan teritorial yg cuma khayalan, sehingga qt (Islam Indonesia) nggak mau tau deh saudaranya di Palastina dibantai, diperkosa, dianiaya. Mereka kan??,, ya mereka sendiri. qt urusin dalam negri aja cukup dengan ngirim relawan untuk beri obat2an, ini juga kadang lambat!. Tapi kok urusan pulau n’ Bola sudah mau perang dengan saudara sendiri antara si Unyil VS Upin-Ipin.,
nasionalisme men (huh jijay) yg sekarang memang disuburkan oleh pemerintah salah satunya lewat olahraga, (TIMNAS adalah idolaku apaun yang terjadi padamu aku akan setia sampe ji’un) padahal ini (nasionalisme) adalah ikatan yang lemah nggak bisa dipake untuk menuju kebangkitan kerana berasal dari gharijah baqo (cie keluar nih kitabnya) yaitu naluri mempertahan diri. Klo tanpa musuh nggak ada juga nasionalismenya Padahal sejatinya ikatan yang paling kokoh, kuat dan tahan lama hanya Aqidah, Aqidah Islam lah yang menyatukan qt, menyatukan dari perbedaan apapun yang membedakan hanya keimanan dan ketaqwaan seseorang.
Lho kok bahas tulisan yang kemaren lagi sich? Nggak usah heran, karena saya juga orang negri ini. Orang yang gampang melupakan sesuatu yang penting dan gampang dialihkan perhatiannya dari fokus utama masalah dan akar masalahnya! Ckckckck....
Oke sekarang qt sama-sama bedah temanya. Di edisi #3 ini qt bukan bermaksud membeda-bedakan. melihat sesuatu dari perbedaan, tapi mulai dari persamaan bahwa realitanya manusia ini memang berbeda (keyakinannya). Perbedaan ini bukan kehendak Tuhan melainkan kehendak/pilihan manusia sendiri, yaitu agama yang diyakininya.
Pluralisme adalah faham yang meyakini semua agama sama. Ide ini mulai dipropagandakan di negri-negri muslim mulai dari ritual do’a bersama, dialog antar agama dan masih banyak lagi yang tujuannya agar menyerukan untuk membuat agama baru yang sengaja direka-reka agar umat muslimin memeluknya sebagai ganti agama Islam, atau tetap aja dalam Islam tapi tidak meyakini lagi Islam sebagai agama yang sempurna. Bahkan ketika KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur Alm) saat menjabat Presiden RI menganjurkan agar umat Islam merasa memiliki dan merayakan Natal bersama orang Kristen, tidak ada yang mempermasalahkannya. Demikian juga ketika Gus Dur pada akhir Mei 2003 lalu menghadiri peringatan Paskah di Istora Senayan dan didoakan (diberkati) dengan tata cara umat Kristiani banyak yang mengganggap hal itu biasa saja. Wadu waduh ooo... gimana dengan sekarang ya??? Pergantian tahun baru masehi pang tau be lah sama-sama meraya kia??? Ini juga agenda barat dalam menyerang umat lewat tradisi tahun baruan.!!!
Ide ini mulai muncul secara internasional (ehm.. aq ge serius nich) pada tahun 1932 tatkala Perancis mengutus delegasinya untuk berunding dengan tokok-tokoh ulama Al-Azhar (Kairo) mengenai ide penyatuan tiga agama; Islam, Kristen, dan Yahudi. Kegiatan ini kemudian ditindaklanjuti dengan Konferensi Paris tahun 1933 yang dihadiri oleh para orientalis dan misionaris dari berbagai universitas di Inggris, Swiss, Amerika, Italia, Polandia, Spanyol, Turki, dan lain-lain. Konferensi Agama-Agama Sedunia tahun 1936 merupakan konferensi agama terakhir sebelum Perang Dunia II yang telah membuat sibuk negara-negara Eropa untuk menyelenggarakan konferensi-konferensi serupa. Jadi Pluralisme agama adalah suatu paham yang mengaanggap semua agama sama dan kebenaran setiap agama adalah relatif. So nggak boleh lu juga gue mengklaim bahwa hanya agamanya yang paling benar, sedangkan agama yang lain salah. Paham ini jelas bertentangan dengan realita tadi. kita ini tahu pluralis itu tidak bisa dipungkiri bahwa qt berbeda-beda. Ada 6 agama yg di akui di Indonesia, kok dibuat sama jadi apa nanti ya (gado-gado mungkin??). yang bener adalah “semua agama itu benar menurut pemeluknya masing-masing”. Jadi jangan dipotong dengan hanya mengatakan “semua agama itu benar”. Ini bertentangan dengan keyakinan seoarang muslim di dalam Al Qur’an maupun hadist Rasulullah SAW.
Allah SWT, berfirman:
Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, Maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) darinya, dan Dia di akhirat Termasuk orang-orang yang rugi. (QS Ali Imran [3]: 85)
Muhammad Ali Ash-Shabuni menjelaskan bahwa melaui ayat ini Allah SWT memerintahkan manusia untuk mengikuti syariat Islam dan menolak syariat (aturan hukum) selainnya setelah diutusnya Nabi Muhammad SAW mereka yang ingkar akan dimasukkan in the neraka dan abadi didalamnya forever. (lihat Ash-shabuni, shafwah at-Tafasir, I/161).
Waduh bahaya bengat ya ternyata ide pluralisme ini!.
Pertama akan menciptakan generasi Muslim yang lemah dalam memegang ajaran Islam, mereka akan mudah melanggar syariat karena kebenaran telah direlatifkan.
Kedua, pluralisme akan menciptakan generasi muslim yang tidak peduli, apakah sistem kehidupan ini sesuai dgn Islam or tidak. Hilanglah kepekaan untuk melakukan kontrol terhadap persoalan dari sudut pandang Islam.
Ketiga, bahaya terbesarnya ialah akibat dua hal diatas. Apabila generasi muslim lemah memegang Islam dan geloranya pun kian padam, maka perjuangan untuk menerapkan seluruh apa yang terkandung dalam Al Qur’an dan Sunah akan mengalami kegagalan. Padahal perjuangan ini perlu banget dukungan Umat apalagi kalian Mahasiswa, jangan kerjanya Cuma kuliah, atau Cuma di ibadah doang masjid, seakan sudah pasti masuk surga aja.. bergerak saudaraku, ayo bangkit!! Jangan diem!, hentikan malasmu, sudahi hal yang sia-sia (hah sesak rasanya napas). Tapi kalian tidak mungkin mendukung sementara menerima pluralisme. Tidak ada lagi nilai-nilai agama untuk sandaran dalam aktivitasnya, yang ada nilai universal versi liberal (HAM, kebesan berekpresi dll). Risalah Islam yang mulia ini akan tercabut dari kehidupan genarasi umat secara sistematis. Bahkan yang lebih memilukan aktivitas dakwah pun akan ditinggalkan karena tidak relevan lagi.[] Pimred..
Gelorakan umat untuk memperjuangkan tegaknya Islam secara kaffah dalam kehidupan... ok
0 komentar:
Posting Komentar